SURABAYA || AKSES9.COM – Dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia atau yang lebih familier disebut sebagai Mayday, ada sekitar empat ribu massa buruh dari berbagai elemen Serikat Pekerja dan serikat buruh seperti termasuk FSBI , SP LEM KSPSI, F SPMI, FSP KEP KSPI,K SBSI ,SPN, SP KEP SPSI, SARBUMUSI, RTMM SPSI Serta ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang tergabung didalam IMM, berkumpul di Puri Surya Jaya Gedangan, Sidoarjo, pada Rabu (01/05/24).
Para buruh dengan antusias dan dengan semangat yang tak kenal lelah, mereka turun jalan walaupun cuaca terik menyengat. Pukul 11.30 wib dengan menggunakan 8 mobil komando massa aksi bergerak menuju gubernuran yang terletak di jalan pahlawan surabaya, sambil mengibarkan bendera organisasi dan Bendera Merah Putih baik dari motor maupun dari atas Mobil Komando.
Dibawah pengawalan ketat dari pihak Kepolisian, massa aksi melaju perlahan menuju pusat kota Surabaya. Di tengah perjalanan mereka selalu meneriakkan yel yel khas buruh, tak lupa mereka juga menyerukan sejumlah tuntutan yang dianggap penting.
Ditengah hiruk pikuk masa aksi , Choirul Anam SH , selaku koordinator aksi menyampaikan orasinya, dalam perayaan may day ini ada beberapa tuntutan yang kami anggap sangat krusial untuk kami sampaikan ke pemerintah daerah jawa timur.
“Tuntutan kami adalah cabut Undang-Undang (Omnibus Law) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang.” Tegasnya.
Selanjutnya Choirul menambahkan, hapus outsorcing dan tolak upah murah karena sangat menyengsarakan kaum buruh , segera sahkan Perda jaminan pesangon , bentuk ulang dan sahkan badan pengawas rumah sakit , penambahan kuota PPBD jalur afirmasi anak buruh ,
“Yang pada intinya perbaiki kinerja pèngawas ketenaga kerjaan.” ungkap Choirul Anam SH yang juga aktivis di jamkeswatch yang kesehariannya bekerja sebagai pengacara. (Red)